Sebuah interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat (biasanya obat lain) mempengaruhi aktivitas dari obat ketika keduanya diberikan secara bersamaan. This action can be synergistic (when the drug's effect is increased) or antagonistic (when the drug's effect is decreased) or a new effect can be produced that neither produces on its own. Tindakan ini dapat sinergis (ketika efek obat meningkat) atau antagonis (ketika efek obat berkurang) atau efek baru dapat diproduksi yang tidak memproduksi sendiri. Typically, interactions between drugs come to mind (drug-drug interaction). Biasanya, interaksi antara obat muncul dalam pikiran (obat-obat interaksi). However, interactions may also exist between drugs and foods (drug-food interactions), as well as drugs and medicinal plants or herbs (drug-plant interactions). Namun, interaksi juga mungkin ada antara obat dan makanan (obat-makanan interaksi), serta obat-obatan dan tanaman obat atau herbal (obat-tanaman interaksi). People taking antidepressant drugs such as monoamine oxidase inhibitors should not take food containing tyramine as hypertensive crisis may occur (an example of a drug-food interaction). Orang yang memakai obat antidepresan seperti inhibitor monoamine oxidase seharusnya tidak mengambil makanan yang mengandung tyramine sebagai krisis hipertensi dapat terjadi (contoh interaksi obat-makanan). These interactions may occur out of accidental misuse or due to lack of knowledge about the active ingredients involved in the relevant substances. [ 1 ] Interaksi ini dapat terjadi dari penyalahgunaan disengaja atau karena kurangnya pengetahuan tentang bahan aktif terlibat dalam zat yang relevan. [1]
It is therefore easy to see the importance of these pharmacological interactions in the practice of medicine . Oleh karena itu mudah untuk melihat pentingnya interaksi ini farmakologis dalam praktek kedokteran . If a patient is taking two drugs and one of them increases the effect of the other it is possible that an overdose may occur. Jika pasien memakai dua obat dan salah satunya meningkatkan efek yang lain adalah mungkin bahwa overdosis mungkin terjadi. The interaction of the two drugs may also increase the risk that side effects will occur. Interaksi kedua obat juga dapat meningkatkan risiko bahwa efek samping akan terjadi. On the other hand, if the action of a drug is reduced it may cease to have any therapeutic use because of under dosage. Di sisi lain, jika aksi obat berkurang mungkin berhenti memiliki penggunaan terapi karena di bawah dosis. Notwithstanding the above, on occasion these interactions may be sought in order to obtain an improved therapeutic effect. [ 2 ] Examples of this include the use of codeine with paracetamol to increase its analgesic effect. Kendati di atas, pada kesempatan interaksi ini dapat dicari untuk mendapatkan efek terapi ditingkatkan. [2] Contoh ini termasuk penggunaan kodein dengan parasetamol untuk meningkatkan nya analgesik efek. Or the combination of clavulanic acid with amoxicillin in order to overcome bacterial resistance to the antibiotic . Atau kombinasi dari asam klavulanat dengan amoksisilin untuk mengatasi resistensi bakteri terhadap antibiotik . It
should also be remembered that there are interactions that, from a
theoretical standpoint, may occur but which in clinical practice have no
important repercussions. Juga harus diingat bahwa ada interaksi
yang, dari sudut pandang teoritis, dapat terjadi tetapi dalam praktek
klinis tidak memiliki dampak penting.
The
pharmaceutical interactions that are of special interest to the
practice of medicine are primarily those that have negative effects for
an organism. Interaksi farmasi yang menarik khusus untuk praktek kedokteran terutama mereka yang memiliki efek negatif bagi organisme. The
risk that a pharmacological interaction will appear increases as a
function of the number of drugs administered to a patient at the same
time. Risiko bahwa interaksi farmakologis akan muncul meningkat
sebagai fungsi dari jumlah obat diberikan kepada pasien pada saat yang
sama.
It is possible that an interaction will occur between a drug and another substance present in the organism (ie foods or alcohol ). Ada kemungkinan bahwa akan terjadi interaksi antara obat dan zat lain yang hadir dalam organisme (yaitu makanan atau alkohol ). Or in certain specific situations a drug may even react with itself, such as occurs with dehydration . Atau dalam situasi spesifik tertentu obat bahkan dapat bereaksi dengan dirinya sendiri, seperti terjadi dengan dehidrasi . In other situations the interaction does not involve any effect on the drug. Dalam situasi lain interaksi tidak melibatkan efek pada obat. In certain cases, the presence of a drug in an individual's blood may affect certain types of laboratory analysis ( analytical interference ). Dalam kasus tertentu, keberadaan obat dalam darah seseorang dapat mempengaruhi beberapa jenis laboratorium analisis (gangguan analitis).
It is also possible for interactions to occur outside an organism before administration of the drugs has taken place. Hal ini juga memungkinkan untuk interaksi terjadi di luar organisme sebelum pemberian obat telah terjadi. This can occur when two drugs are mixed, fro example, in a saline solution prior to intravenous injection . Hal ini dapat terjadi ketika dua obat dicampur, fro contoh, dalam larutan garam sebelum injeksi intravena . Some classic examples of this type of interaction include that Thiopentone and Suxamethonium should not be placed in the same syringe and same is true for Benzylpenicillin and Heparin . Beberapa contoh klasik dari jenis interaksi yang meliputi Thiopentone dan suxamethonium tidak harus ditempatkan dalam jarum suntik yang sama dan sama berlaku untuk Benzilpenisilin dan Heparin . These situations will all be discussed under the same heading due to their conceptual similarity. Situasi ini semua akan dibahas di bawah judul yang sama karena kesamaan konseptual mereka.
Drug interactions may be the result of various processes. Interaksi obat mungkin merupakan hasil dari berbagai proses. These processes may include alterations in the pharmacokinetics of the drug, such as alterations in the absorption, distribution, metabolism, and excretion ( ADME ) of a drug. Proses ini mungkin termasuk perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, misalnya perubahan dalam penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi ( ADME ) obat. Alternatively, drug interactions may be the result of the pharmacodynamic properties of the drug, eg the co-administration of a receptor antagonist and an agonist for the same receptor. Atau, interaksi obat mungkin merupakan hasil dari farmakodinamik sifat obat, misalnya pembantuan dari antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang sam
0 komentar:
Posting Komentar